Hadapi Era Disrupsi, Lulusan Perguruan Tinggi Komunikasi Harus Mampu Beradaptasi


“Dunia hari ini sedang menghadapi fenomena disruption (disrupsi), situasi di mana pergerakan dunia industri atau persaingan kerja tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru”. Hal tersebut diungkapkan Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi Pusat, Dr. Heri Budianto, M.Si dalam kuliah umum untuk seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Putera Batam.
 
Pada kesempatan yang sama juga dilaksanakan penandatanganan MoU antara Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana (UMB) Yogyakarta dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Putera Batam (UPB), kemudian MoU antara Prodi Ilmu Komunikasi UPB dengan Prodi Ilmu Komunikasi UMB Yogyakarta. Menurut Kaprodi Ilmu Komunikasi UPB Ageng Rara Cindoswari, S.P.,M.Si “nantinya setelah penandatanganan MoU akan diimplementasikan dalam berbagai kegiatan akademik seputar Tri Dharma Perguruan Tinggi seperti penyelenggaraan program penelitian, pengabdian masyarakat, seminar, promosi, dan praktek kerja lapangan dan berbagai program pengembangan institusi kedua belah pihak”. Hal senanda juga diungkapkan oleh wakil rektor bidang akademik Dr.Yvonne Wangdra, B.Com., M.Com bahwa MoU ini “diharapkan nantinya akan mengembangkan jejaring kolaboratif kedua institusi untuk sama-sama meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia”. 

Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Bapak Didik Haryadi Santoso, M.A menuturkan sebagai langkah awal dari penandatanganan MOU ini kita Bersama-sama UPB dan UMB Yogyakarta akan menyelenggarakan Konferensi Nasional Komunikasi dan seminar call for paper pada Bulan Desember 2018, dimana dalam pelaksanaannya memerlukan kerjasama yang baik dan kami sangat optimis semua akan berjalan sangat lancar berkat kerjasama dan dukungan dari teman-teman dan kepanitiaan dari UPB.

Dalam kuliah pemaparan selanjutnya, Dr. Heri Budianto, M.Si menyatakan bahwa Universitas Era Disrupsi ini berpotensi memberikan banyak gangguan yang disebabkan oleh perubahan yang begitu cepat. Kondisi ini tentunya menuntut adaptasi dan penyesuaian strategis agar tidak mengalami ketenggelaman dalam perkembangan. Perguruan tinggi, program studi serta mahasiswa sudah seharusnya melakukan adaptasi dan penyesuaian tersebut. Menurutnya sudah saatnya pengelola perguruan tinggi dan program studi melakukan penyesuaian demi melahirkan lulusan-lulusan yang mampu bersaing pada era disrupsi. Jika tidak atau terlambat, maka dikhawatirkan tenggelam dan tak mampu memenangkan persaingan. Data yang dihimpun oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) pada tahun 2017 menunjukan ada 259 program studi ilmu komunikasi yang aktif terakreditasi di Indonesia. 218 Program studi ilmu komunikasi dalam jenjang sarjana, 35 program magister, dan 6  program studi dalam jenjang doktoral.
 
Data dari BAN-PT juga menyebutkan bahwa sebagian besar program studi ilmu komunikasi masih berpusat di pulau jawa dengan jumlah 169 prodi. Jumlah tersebut menunjukan bahwa lebih dari 60 persen Program Studi Ilmu Komunikasi berkembang di pulau Jawa. Bahkan jika akumulasi jumlah program studi di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua tidak lebih banyak dari jumlah Prodi Ilmu Komunikasi yang ada di Jawa. Di Sumatera jumlah program studi ilmu komunikasi yang terakreditasi berjumlah 42 prodi. 

Besaran angka jumlah program studi ilmu komunikasi yang ada di Indonesia tersebut bisa saja menjadi tidak berarti jika pengelola program studi ilmu komunikasi tidak melakukan penyesuaian dan adaptasi demi menghadapi era disrupsi. Perubahan-perubahan di era disrupsi tersebut menuntut tiap-tiap lulusan perguruan tinggi untuk mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan termasuk teknologi. 

Lanjut Dr. Heri menyebutkan lulusan perguruan tinggi sudah saatnya dipersiapkan dan mempersiapkan diri untuk memiliki beberapa kompetensi. Pertama, kompetensi tambahan tersebut adalah memiliki multi skill yang tidak hanya  terikat dengan pengetahuan teoritis saja. Kedua, lulusan-lulusan ilmu komunikasi juga harus mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar. Selanjutnya memiliki kreatifitas dan mampu berinovasi menjadi hal yang penting. Terakhir, lulusan ilmu komunikasi juga harus memiliki karakter yang tangguh, sesuai karakter bangsa. (AF)

 

Kerja Sama