Kapan El Nino Datang ke Indonesia?

[Tanggal Kegiatan : 19/05/2023]

Fenomena iklim yang berpengaruh pada penurunan hujan, El Nino, diprediksi datang tak lama lagi. Simak kronologinya berikut. El Niño terkait dengan pemanasan Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur. Sebaliknya, La Niña merupakan pendinginan berkelanjutan di area yang sama. Perubahan di Samudra Pasifik dan atmosfer di atasnya ini terjadi dalam siklus El Niño-Southern Oscillation (ENSO).

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofiska (BMKG), ENSO juga dapat didefinisikan sebagai anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Indikatornya tercantum dalam Indeks Nino 3.4 berdasarkan suhu permukaan laut. Nino 3.4 sendiri adalah rata-rata anomali suhu permukaan laut di area 5° lintang utara hingga 5° lintang selatan, 170° bujur barat hingga 120° bujur barat.

Pada Januari, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memprediksi Indonesia akan masuk dalam fenomena kemarau kering akibat kedatangan El Nino. Menurut dia, dalam enam bulan ke depan, terhitung sejak awal tahun, sifat hujan bulanan di 2023 relatif menurun. Hal ini membuat Indonesia cenderung lebih kering seperti tiga tahun lalu, sebelum kedatangan fenomena La Nina yang membuat musim kemarau pun tetap banyak hujan. "Kita harus siap bahkan ada peluang menjadi El Nino lemah meskipun lemah artinya ada pergerakan masa basah ke Asia Pasifik artinya kemarau lebih kering," kata Dwikorita, dalam konferensi pers daring, Jumat (27/1).

Kondisi terkini

Menurut Meteorological Survei Singapore (MSS), kondisi ENSO saat ini dalam kondisi "Netral". "Namun, ada tanda-tanda di Pasifik tropis yang mendukung kondisi El Niño yang berkembang dalam beberapa bulan ke depan (misalnya suhu laut bawah permukaan yang lebih hangat)." Indeks Nino 3.4 pun saat ini menunjukkan kondisi ENSO-netral, yakni -0,33°C untuk Maret 2023 dan 0,64°C untuk rata-rata pada Januari - Maret 2023. BMKG-nya Singapura ini juga memprediksi kondisi ENSO-netral berlanjut selama Mei-Juni 2023 dan kondisi El Niño berkembang Juli hingga Agustus. "Namun, masih ada kemungkinan kondisi ENSO-netral pada paruh kedua tahun 2023 karena model memiliki akurasi yang lebih rendah pada tahun ini," ungkap MSS. Senada, Bureau of Meteorology (BoM) Australia mengungkap kondisi ENSO, baik La Nina maupun El Nino, dalam konsisi netral. "Ada kemungkinan sekitar 50 persen El Nino berkembang pada 2023," ungkap BoM.

Pasalnya, indikator ENSO lautan terus menghangat dan diperkirakan akan mencapai ambang El Niño selama musim dingin, dan hanya ada sedikit atau tidak ada pergeseran ke arah El Niño dalam indikator ENSO atmosfer. Selain itu, BoM mengungkap model-model iklim internasional menunjukkan kemungkinan pemanasan lebih lanjut di Samudra Pasifik tengah dan timur tropis. "Mulai Juli, enam dari tujuh model menunjukkan ambang batas El Nino untuk suhu permukaan laut akan terpenuhi atau terlampaui, dengan semua model memenuhi ambang batas pada Agustus." Menurut NINO 3.4 yang dirilis pada 9 Mei, anomali suhu permukaan (SST Anomaly) pada Mei menunjukkan angka 0,6º Celsius atau sedikit bergeser dari ENSO netral. Pada Juli, jarum petunjuk ENSO bergeser ke arah 1,3º C; dan September mencapai 1,8º C.

Kondisi RI

BMKG Wilayah III Denpasar, Bali, memprediksi El Nino terjadi di Juli dan Agustus dan berdampak pada potensi kekeringan di beberapa wilayah. "Jadi semester dua itu kan bisa Juli dan Agustus ada El Nino. Dan, El Nino merupakan suatu fenomena alam yang bersifat global tapi dampaknya kita rasakan secara lokal dan bervariasi di masing-masing wilayah," kata Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya, saat dihubungi Rabu (10/5). "Bisa jadi musim kemarau lebih kering dan lebih panjang. Kita akan terus monitor, ini dampaknya bervariasi, kita belum tahu seberapa dampaknya di Bali.

Nanti, kita evaluasi setelah lewat itu, ternyata dibandingkan curah hujannya normal atau di bawah itu," lanjut dia.

Meski demikian, Gede Wiyajaya menyebut El Nino kali ini berpotensi berdampak kecil. "Bisa jadi dampaknya kecil. Kita lihat (nanti) El Nino ini sifatnya lemah, medium, atau kuat. Nanti di Juli dan Agustus kita prediksi dari normal ke lemah. Kalau dia menguat, baru kita waspada sekali, nanti kita infokan lagi," tandasnya.

Sumber : 
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230512084308-199-948586/kapan-el-nino-datang-ke-indonesia

Kerja Sama