Efek Kelebihan Konsumsi Kafein

[Tanggal Kegiatan : 25/11/2020]

Asupan kafein dapat meningkatkan suasana hati. Namun, terlalu banyak konsumsi kafein bisa berdampak buruk pada tubuh. Orang dewasa disarankan mengonsumsi kafein tidak lebih dari 400 miligram per hari. Sementara kelompok remaja disarankan tak melebihi batas asupan kafein harian sebanyak 100 miligram. Namun, jumlah kafein yang aman akan saling berbeda pada setiap orang berdasarkan usia, berat badan, dan kesehatan secara keseluruhan.

Sering kali beberapa gejala tak secara langsung menunjukkan kelebihan asupan kafein. Dalam tingkat yang lain, gejala yang muncul akan lebih parah dan membutuhkan perawatan medis sesegera mungkin. Seperti : sulit bernapas, muntah, halusinasi, kebingungan, nyeri dada, detak jantung tidak teratur atau cepat, gerakan otot tak terkendali, dan kejang. Bayi juga dapat mengalami overdosis kafein. Hal ini bisa terjadi jika ASI mengandung kafein dalam jumlah berlebih. Beberapa gejala yang mungkin muncul seperti mual atau otot yang tegang. Tanda-tanda kelebihan kafein lain yang lebih serius dan harus segera mendapat penangan medis di antaranya muntah, napas cepat, dan syok.

Efek Samping Terlalu Banyak Konsumsi Kafein

1. Kecemasan

Kafein diketahui dapat meningkatkan kewaspadaan. Kafein bekerja dengan memblokir efek adenosine, zat kimia otak yang membuat seseorang merasa lelah. Pada saat yang sama, kafein memicu pelepasan adrenalin, hormon yang dapat meningkatkan energi. Namun, pada dosis yang tinggi, efek ini justru akan menimbulkan kecemasan dan kegugupan. Asupan harian yang tinggi mencapai 1.000 miligram per hari atau lebih telah dilaporkan dapat memicu kegugupan, gelisah, dan gejala kecemasan lainnya.

2. Insomnia

Terlalu banyak kafein membuat seseorang sulit mendapatkan tidur yang berkualitas. Padahal, kualitas tidur yang cukup menjadi salah satu faktor kunci kesehatan. Anda disarankan untuk mengurangi asupan kafein pada sore hingga malam hari untuk menghindari masalah insomnia.

3. Masalah pencernaan

Kafein ditemukan merangsang pergerakan usus dengan meningkatkan gerakan peristaltik, kontraksi yang memindahkan makanan melalui saluran pencernaan. Dengan demikian, asupan kafein dalam dosis besar dapat mendorong keinginan buang air besar dan diare pada beberapa orang. Selain itu, pada beberapa orang, khususnya mereka yang mengidap gastroesophageal reflux (GERD), kopi bisa berakibat buruk. Konsumsi kafein dapat memicu relaksasi otot yang membuat isi perut bergerak naik ke tenggorokan

4. Kerusakan otot

Rhabdomyolysis adalah kondisi serius saat serat otot yang rusak memasuki aliran darah. Dalam kondisi parah, kondisi ini dapat menyebabkan gagal ginjal. Beberapa laporan mengaitkan rhabdomyolysis dengan asupan kafein berlebih. Dalam satu kasus, seseorang mengalami mual, muntah, dan urine berwarna gelap setelah mengonsumsi sekitar 565 miligram kafein. Untuk mengurangi risiko tersebut, batasi asupan kafein sebanyak 250 miligram per hati.

5. Tekanan darah tinggi

Kafein telah terbukti meningkatkan tekanan darah karena efek stimulasi pada sistem saraf yang dimilikinya. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan stroke. Namun, efek kafein pada tekanan darah tampaknya bersifat sementara.

6. Denyut jantung cepat

Efek stimulasi yang dimiliki kafein dapat menyebabkan denyut jantung yang berdetak lebih cepat. Kafein juga dapat memicu fibrasi atrium, atau detak jantung tak teratur. Namun, efek ini tak terjadi pada semua orang. Beberapa orang dengan masalah jantung dapat mentolerir kafein dalam jumlah besar tanpa efek samping.

Sumber : www.cnnindonesia.com

Kerja Sama