Merumuskan Strategi Komunikasi dalam Menciptakan Branding Pariwisata Provinsi Kepri


Sabtu, 04 Agustus 2018. Tingginya antusias Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dalam mengembangkan sektor pariwisata, Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Putera Batam menyelenggarakan seminar Merumuskan Strategi Komunikasi Dalam Menciptakan Branding Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau. Seminar ini diisi dengan pemaparan dari 3 orang pemateri, diantara Drs Buralimar, M.Si. selaku Kadis pariwisata Kota Batam, Syailendra Reza M.I.Kom selaku Sekretaris Perhumas Kepri, dan Sholihul Abidin M.I.Kom. Dosen Universitas Putera Batam.

Menurut data yang dihimpun dinas pariwisata Kepulauan Riau pada tahun 2017 jumlah wisatawan sebanyak 2.074.532 orang. Dari jumlah tersebut lebih dari 50 persen wisatawan asing yang datang ke Kepri berasal dari Singapura. Sisanya berasal dari Malaysia, China, India, Korea Selatan dan Philipina. Dinas Pariwisata Provinsi Kepri menargetkan adanya peningkatan jumlah wisata mancanegara menjadi 2,2 juta orang pada tahun 2019.

Kadis pariwisata Drs. Buralimar M.Si. menyebutkan bahwa pariwisata menjadi sektor yang menjanjikan untuk di kembangkan di Kepri. Kepri memiliki potensi besar karena memiliki 2.408 pulau dan 96 persen wilayahnya merupakan lautan. Fakta ini menunjukan bahwa kepri memiliki potensi di wisata bahari.

Lanjut Buralimar menyebutkan bahwa pengembangan pariwisata berbeda dari sector lain. Pengembangan pariwisata cenderung lambat dibandingkan sector lain, namun bertahan lebih lama karena sumber dayanya yang tidak pernah habis.

Berdasarkan Pergub Kepri No. 62 Tahun 2017 terdapat 16 destinasi unggulan daerah (DPUD) di Kepri. Dari jumlah tersebut hanya 2 destinasi yang berada di batam, yaitu Kawasan rempang dan galang serta downtown nagoya. Sisanya berasal diluar batam.

Namun pengembangan wisata di Kepri masih memiliki beberapa kendala. Kendala utama tersebut diantaranya; stagnansi pengembangan objek wisata baru, aksesibilitas menuju destinasi wisata, dan pelayanan dan kenyamanan pintu masuk pelabuhan laut dan bandara.

Bapak Sholihul Abidin menjelaskan pengembangan pariwisata harus dibarengi dengan branding pariwisata. Namun Branding harus terus dilakukan secara terus menerus dan mempertimbangkan aspek diferensiasi dan positioning. Dirinya juga menyebutkan bahwa perlu peninjauan kembali brand Batam sebagai bandar kota madani. Dirinya menilai bahwa brand ini cenderung kalah dibandingkan identitas lain yang ada di Batam, seperti objek Welcome to Batam, atau Jembatan Barelang. Konsep Batam Bandar Kota Madani akan sulit dimaknai oleh wisatawan.

Bapak Syailendra Reza M.I.Kom. menjelaskan bahwa pariwisata halal bisa jadi pilihan di Kepri khususnya Batam sebagai pilihan pengembangan pariwisata. Hal ini tentunya mempertimbangkan kondisi masyarakat Kepri yang mayoritasnya dari suku Melayu.

Lanjut Reza menyebutkan Batam perlu mempertimbangkan atraksi dan objek pariwisata yang baru. Tujuannya adalah untuk menghilangkan stigma Batam hanya sebagai persinggahan ke Singapura atau Malaysia.

Kaprodi Ilmu Komunikasi UPB, Ibu Ageng Rara Cindoswari, S.P., M.Si. menyebutkan  bahwa penyelenggaraan acara ini merupakan komitmen akademis  terhadap  perkembangan pariwisata di Indonesia pada umumnya, dan Kepri pada khususnya. Program pengembangan pariwisata oleh pemerintah pusat perlu mendapatkan dukungan dari akademisi dalam melakukan pengkajian dan diskusi akademis.

Dalam sambutannya ia juga menjelaskan bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan program pembangunan dan pengembangan presiden RI Joko Widodo, dimana sektor ini berkontribusi pada pendapatan negara cukup signifikan. 

Ia menambahkan bahwa sumber daya manusia di Provinsi Kepri khususnya mahasiswa/i merupakan agent of change dalam proses pembangunan, dan mereka perlu berperan serta aktif dalam upaya pembangunan pariwisata. Pemahaman disertai kecintaan terhadap potensi destinasi wisata lokal perlu dibangun melalui kegiatan kajian ilmiah hingga aksi nyata pengembangan pariwisata Kepri agar kedepan mampu disejajarkan dengan pariwisata di provinsi lainnya. (CIN)

Kerja Sama