Panduan Negosiasi Gaji untuk Fresh Graduate

[Tanggal Kegiatan : 28/11/2022]

Meski masih fresh graduate maupun sekedar mahasiswa magang, kamu tidak perlu grogi untuk negosiasi gaji. Ikuti saja panduan ini agar kamu bisa menjual diri dengan efektif!

Sebagai fresh graduate, wajar saja bila kamu merasa bingung saat harus menjalani negosiasi gaji pada pekerjaan pertamamu. Bahkan, mahasiswa magang atau yang sekedar mencari pekerjaan part-time dan freelance pun kerap kali merasa ragu saat harus melakukan tawar menawar remunerasi. Oleh sebab itu, kamu perlu mengikuti panduan berikut agar bisa memaksimalkan potensi penghasilanmu.

1.Tentukan Ekspektasi yang Tepat

Sebelum negosiasi, biasanya HRD akan menanyakan seberapa besar gaji yang kamu harapkan. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu sudah melakukan riset dan mencari tahu angka yang tepat untuk menjawab hal tersebut. Klik di sini untuk mengestimasi angka terbaik yang bisa kamu ajukan.

Selain itu, ada juga kemungkinan HRD tidak akan menanyakannya, melainkan langsung mengajukan tawaran sesuai budget perusahaan. Meski tawarannya terlihat spesifik, biasanya angka tersebut masih bisa disesuaikan lagi. Namun, agar lebih pasti, sebaiknya kamu tanyakan dahulu apakah ada peluang untuk negosiasi.

Untuk pekerjaan part-time, freelance, maupun magang, kemungkinan besar perusahaan akan memberikan angka yang spesifik. Meski kemungkinan negosiasinya kecil, tidak ada salahnya sekedar bertanya.

2. Jika Tawaran Perusahaan Terlalu Kecil

Proses negosiasi biasanya cenderung sulit dan canggung ketika angka yang kamu harapkan berbeda jauh dengan tawaran dari perusahaan. Meski masih bisa dinego, perusahaan pasti mempunyai budget yang limitnya tidak terlalu jauh dari angka yang ditawarkan sejak awal.

Wajar saja jika kamu merasa terkejut, namun jagalah ekspresimu agar tidak terlalu ekstrim. Selain itu, janganlah terburu-buru mengundurkan diri atau berkomentar negatif tentang hal itu.

Solusi terbaiknya adalah dengan menanyakan apakah ada peluang negosiasi sembari menjelaskan tentang besarnya gaji yang kamu harapkan. Bahkan misal angkanya tidak bisa diubah sama sekali dan kamu tidak berminat mengambilnya, jangan terburu-buru untuk menutup sesi diskusi. Luangkanlah sedikit waktu untuk membahas secara singkat hal-hal lain sesuai poin-poin di bawah ini.

3. Jangan Terfokus pada Gaji

Meskipun tujuanmu adalah mendapatkan gaji yang terbaik, sebaiknya jangan terang-terangan terlalu fokus ke besaran angka gaji. Hal ini akan membuatmu terkesan ambisius pada uang. Di mata HRD, kesannya seolah-olah kamu hanya peduli pada nominal gaji tanpa terlalu memikirkan apa dan bagaimana pekerjaanmu.

Kunci dari negosiasi gaji adalah untuk meyakinkan perusahaan bahwa kamu layak dibayar tinggi. Itulah yang harus kamu tekankan saat proses ini. Selain itu, kamu juga perlu membahas berbagai hal lain, terutama hal-hal yang secara tidak langsung juga bisa berpengaruh pada besaran gajimu. Dengan begitu, perusahaan dapat melihat bahwa kamu memiliki banyak pertimbangan dan pola pikir yang cukup kompleks.

4. Beri Alasan Spesifik

Kamu tidak bisa berbasa-basi untuk meyakinkan perusahaan karena mereka pasti sudah terbiasa mendengar alasan klise saat proses rekrutmen. Oleh sebab itu, argumenmu harus spesifik dan logis agar pihak perusahaan tidak memiliki alasan untuk menolaknya.

Di sini, kamu bisa menjelaskan kualitas apa yang bisa kamu berikan terhadap perusahaan. Skill apa yang kamu kuasai dan bisa bermanfaat besar untuk kelancaranmu menjalankan tugas. Dengan kualitas diri yang tinggi, uang akan mengikuti. Alasan spesifik juga bisa berupa perhitungan tentang biaya hidup, UMR, dan faktor keuangan lainnya.

5. Seimbangkan Kepercayaan Diri

Fresh graduate dan mahasiswa magang umumnya cenderung kurang percaya diri saat negosiasi gaji. Padahal, hal ini bisa dianggap pihak HRD bahwa kamu memiliki kualitas yang cukup mumpuni untuk "dijual". Parahnya lagi, sikap seperti ini juga bisa dimanfaatkan untuk melakukan eksploitasi dengan cara memberimu tugas sebanyak mungkin dengan gaji semini mungkin.

Di sisi lain, terlalu percaya diri saat menawar akan membuatmu nampak sombong dan tamak. Bahkan bila kamu mempunyai kualitas khusus untuk dibanggakan, terlalu menekankan hal tersebut akan membuat pihak HRD semakin tidak tertarik untuk menaikkan tawarannya.

6. Kebijakan Kenaikan Gaji

Sebelum lebih intens dalam menawar, tanyakanlah tentang peluangmu untuk naik gaji di masa depan jika kamu menerima gaji yang mereka ajukan di awal. Biasanya, hal ini bergantung pada kebijakan perusahaan mengenai kenaikan gaji tahunan dan promosi jabatan.

Perusahaan yang sehat setidaknya akan memberikan kenaikan gaji per tahun dengan menyesuaikan inflasi ekonomi. Namun, ada juga perusahaan yang menawarkan kenaikan gaji lebih besar lagi. Tentunya, mendapatkan gaji yang tidak terlalu besar di awal bukanlah masalah jika ada kesepakatan tertulis tentang kenaikan gaji tahunan yang cukup besar.

Sebaliknya, jika tidak ada kepastian tertulis mengenai kenaikan gaji per tahun, berarti kamu perlu mengantisipasinya sejak sekarang. Usahakan agar kamu tidak menawar terlalu rendah agar angka tersebut tetap cukup memuaskan setidaknya selama 2-3 tahun ke depan.

7. Negosiasikan Juga Benefit Lainnya

Ingatlah bahwa remunerasi bukan hanya sekedar gaji. Benefit lainnya juga penting untuk diketahui sebagai pertimbangan besaran gaji, misalnya asuransi kesehatan, insentif, bonus, dan berbagai jenis tunjangan. Gaji yang tidak terlalu besar tapi disertai beragam benefit yang menguntungkan tentu masih lebih mudah diterima. Sebaliknya, jika remunerasi yang ditawarkan tidak seberapa, tentu kamu akan perlu gaji yang lebih besar. 

Meski beberapa benefit tidak dapat ditawar, beberapa hal lainnya masih bisa dinegosiasikan besarannya. THR, asuransi kesehatan, serta BPJS ketenagakerjaan biasanya memiliki angka yang pasti. Namun, tunjangan transportasi, tempat tinggal, dan semacamnya biasanya masih bisa berubah dengan perhitungan yang logis. 

8. Buat Dirimu Disukai

Secara psikologis, manusia akan memperjuangkan orang lain yang disukainya. Oleh sebab itu, kamu perlu mengambil simpati pihak HRD yang bernegosiasi denganmu. Tentu saja, rasa suka di sini terbatas pada hubungan profesional.

Keramahan memang penting, tapi itu saja masih belum cukup. Bahkan, terlalu ramah juga akan membuat orang kurang nyaman. Kamu juga harus bisa menjaga diri agar tidak terkesan buru-buru, meremehkan, atau hal negatif lain yang membuat orang merasa tidak berkenan denganmu. Selain itu, caramu berbicara dan bersikap juga bisa mempengaruhi penilaianmu secara personal.

9. Bila Tidak Terjadi Kesepakatan

Walau jarang terjadi, negosiasi gaji bisa berakhir pada titik dimana perusahaan telah mencapai limit maksimalnya namun belum memenuhi limit minimalmu. Pada titik ini, pilihanmu hanya ada dua; menerima tawaran perusahaan apa adanya atau menolak pekerjaan tersebut. Perusahaan tidak akan bisa memberi gaji di luar budget karena bisa menyebabkan masalah finasial bisnis mereka. 

Jika kamu memutuskan untuk menolak, sampaikanlah secara sopan bahwa kamu tidak belum bisa menerimanya. Ucapkanlah terima kasih atas kesempatan yang diberikan, serta mintalah untuk menghubungimu kembali jika ada tawaran lain yang sekiranya cocok untukmu. 

Seiring karirmu berkembang, proses tawar-menawar gaji bisa jadi semakin rumit karena banyak faktor. Negosiasi pun bukan hanya sekedar mencari gaji setinggi mungkin, namun juga bisa berupa negosiasi promosi jabatan, proyek, atau kesepakatan dalam hal apapun.

Kemampuan bernegosiasi adalah salah satu soft skill yang penting untuk kamu asah selama perjalanan karirmu. Negosiasi gaji bagi fresh graduate dan pekerja magang hanyalah langkah awal. Ketika sudah memasuki dunia kerja, kamu harus sudah bisa mencari jalanmu sendiri.

Sumber : 
https://upbatam-careerportal.prosple.com/interviews-and-assessments/panduan-negosiasi-gaji-untuk-fresh-graduate

Kerja Sama